Wisata Edukasi di Museum Maritim Indonesia
Dalam
rangka kumpul-kumpul santai sambil tuker
pikiran dan refreshing, enggak ada salahnya wisata sekaligus belajar
sejarah di Museum Maritim Indonesia. Berlokasi di dalam kawasan
Port of Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kami
menggunakan moda transportasi CommuterLine jurusan Jakarta
Kota yang kemudian dilanjutkan dengan menyewa angkutan umum.
Untuk
mempersingkat waktu, kami berkumpul di Stasiun Jakarta Kota sekitar pukul 10
pagi. Sebelum menuju lokasi, kami menyempatkan diri membeli beberapa cemilan
untuk pengganjal perut karena perjalanan yang cukup lama. Maklum, Commuterline
kan sering gagguan hahaha
Beruntungnya
saat itu ada promo jajan di salah satu gerai fastfood jika pembelian
dilakukan via aplikasi transportasi online. Lumayan banget lho promonya,
dengan paket 3 potong sosis pembeli hanya perlu membayar seharga Rp 2.500 aja.
Sayangnya pelanggan hanya boleh beli 1 paket saja dengan harga promo, duhh jiwa
diskonku bergetarrrrr
Setelah
jajan-jajan hepi, kami sepakat menyewa sebuah mikrolet untuk melanjutkan
perjalanan menuju museum. Setelah proses tawar menawar harga dan
hitung-hitungan dengan membandingkan layanan transportas online yang
cukup singkat, kami menyetujui harga Rp 300.000 untuk pulang dan pergi. Harga
yang disepakati ini sudah termasuk dengan waktu menunggu selama 4 jam. Lumayan
juga kan?
Perjalanan
kami ke lokasi museum enggak memakan waktu lama, mungkin sekitar 30 menit aja. Udara
cukup panas kala itu enggak mengurangi rasa bahagia kami meski harus merasa gerah
dan keringat mengucur deras #sokdramatis hahahah
Lokasi
yang berada di kawasan pelabulan Tanjung Priuk sebenarnya cukup mebuat kami
terkejut. Awalnya kami pikir, museum berada di tepi jalan dan dapat dengan
mudah dijangkau dengan angkutan umum. Agak disayangkan memang
karena hal ini bisa mengakibatkan terbatasnya pengunjung
museum . Selain keterbatasan itu, pengunjung juga harus menyiapkan eMoney untuk
masuk ke kawasan pelabuhan. Biayanya enggak mahal sih, yang pasti di bawah Rp 10ribu
rupiah tapi saya lupa berapa tepatnya.
Sesampainya
di museum, kami disambut oleh seorang petugas yang kemudian juga merangkap
sebagai seorang guide. Ia
dengan kesabaran menjelaskan setiap detail perkembangan dunia maritim di
Indonesia. Oiya, museum ini sebenarnya masih dalam tahap pengembangan fasilitas
asisten digital, jadi ke depannya para pengunjung
akan mendapatkan penjelasan lengkap dari
asisten digital tersebut dan tak perlu lagi bergantung dengan guide.
Hebat ya?
FYI
Mas Guidenya ganteng garis keras gaess! Ingin sekali aku meminta nomor hapenya,
berkenalan, lalu menjalin hubungan rumah tangga sakinah mawaddah warahmah. Namun
apa daya sadar diri karena wajah tak cantik jadi melipir aja gaess huhuhu
Ya
ampun ngawur amat ini cerita hahahah.. Kembali ke laptop!
Pengunjung
museum saat ini terbilang cukup banyak. Kebanyakan dari mereka adalah tamu
undangan yang mendapat kesempatan mengunjungi museum guna sosialisai. Dengan
kehadiran mereka, perjalanan kami di museum jadi tambah meriah lagi hehehe.
Museum Maritim Indonesia tak hanya mengupas sejarah perkembangan
jalur pelayaran di Indonesia, namun juga sejarah bagaimana perkembangan
Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor rempah bagi dunia. Uniknya museum ini membangun simulasi gudang penyimpanan
VOC dengan drum berisi rempah-rempah asli, seperti lada, jinten, kapulaga, ketumbar,
kluwek, cengkeh, dan lain-lain. Tapi eits! Pengunjung enggak boleh menyentuh
rempah-rempahnya ya, apalagi sampai di bawa pulang hehehe
Museum tak hanya memiliki
koleksi diorama berbagai bentuk kapal nusantara dan perkembangannya, namun juga
sejarah mengenai perkembangan ekonomi wilayah-wilayah di sekitar pelabuhan.
Sejarah perkembangan alat tukar dan perubahan nilainya juga bisa kita dapatkan
di sini. Jadi bukan tentang kapal aja yang ada di museum, tapi juga perkembangan
perdagangan di Indonesia.
Museum juga menyimpan beberapa koleksi sejarah seperti alat-alat pelayaran yang digunakan pada masa lalu, bangkai kapal, dan sejumlah artefak. Gerabah-gerabah yang diambil dari kapal karam juga di pamerkan di sini. Pengunjung juga dapat melihat perkembangan perdagangan dan pelabuhan-pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia melalui diorama-diorama. Untuk sebuah museum yang belum sepenuhnya selesai, buat kami museum ini sudah memiliki koleksi yang cukup lengkap.
Museum juga menyimpan beberapa koleksi sejarah seperti alat-alat pelayaran yang digunakan pada masa lalu, bangkai kapal, dan sejumlah artefak. Gerabah-gerabah yang diambil dari kapal karam juga di pamerkan di sini. Pengunjung juga dapat melihat perkembangan perdagangan dan pelabuhan-pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia melalui diorama-diorama. Untuk sebuah museum yang belum sepenuhnya selesai, buat kami museum ini sudah memiliki koleksi yang cukup lengkap.
Asiknya lagi, Museum Maritim Indonesia dilengkapi dengan ruang
simulasi nahkoda. Di sini pengunjung dapat mencoba pengalaman
menjadi seorang nahkoda dan mengendalikan
laju kapal. Tapi harus sabar ya karena yang mau mencoba cukup banyak juga jadi
harus rela mengantre.
Museum Maritim Indonesia
juga dilengkapi dengan bioskop kecil yang terletak di lantai 2. Bioskop yang dapat menampung hingga 50 pengunjung ini akan
memutar film-film pendek mengenai perkembangan jalur pelayaran Indonesia. Dengan nuansa merah – hitam dan sofa-sofa nan empuk,
bioskop kecil ini meninggalkan kesan elegan dan modern. Sayangnya bioskop mengalami kendala teknis dan masih
dalam maintenance saat kami datang kemarin. Sayang banget huhuhu
Di
lantai dua pula terdapat sejumlah fasilitas guna mendukung kenyaman pengunjung
museum, seperti ruang baca, musala, dan balkon yang ke depannya akan diubah menjadi coffee shop. Sayangnya karena cuaca panas yang cukup terik dan membuat
saya sulit melihat, saya terpaksa mengurungkan niat untuk duduk-duduk santai di
balkon berlantai cantik itu. Saya akhirnya memilih untuk menilik ruang baca
museum, banyak koleksi buku dengan judul yang cukup menarik. Sedihnya karena
keterbatasan waktu, saya tak sempat membaca dengan fokus.
Sekitar
pukul 13.00 dan kaki sudah mulai lelah berjalan ke sana kemari, kami istirahat
salat zuhur lalu makan siang dari bekal yang tadi dibeli sambil
ngobrol-ngobrol. Eh bapak supir mikrolet sepertinya ikut rombongan jalan-jalan ke
dalam musem deh, saya agak lupa hehehe
Banyak
banget spot foto yang bagus buat pengunjung yang ingin narsis dan mengabadikan
pose-pose andalan. Hampir semua sudut museum ini tuh instagramable. Tapi karena
nuansanya agak gelap sih, jadi saya takut jalan-jalan sendiri hahahah
Btw
kalau liburan Teams Bengkel Cargo Lift kemana ya? Apakah berminat jalan-jalan
sambil belajar sejarah asik di museum seperti kami? Heheheh
Enggak nyangka
waktu 4 jam cepet banget berlalu. Museum
berlantai 3 itu sangat nyaman dan bersih dan dilengkapi oleh fasilitas
yang memadai bagi para pemburu ilmu. Jadi snagatlah wajar jika waktu tak terasa
sudah memanggil kami untuk kembali ke Depok, pulang.
Sebelum pulang
kami masih menyempatkan diri utnuk foto-foto di depan museum sambil nyengir
karena cape dan puas banget. Mikrolet hijau telur asin kembali mengantar kami
ke depan pintu Stasiun Jakarta Kota, walau sempat deg-deg-an karena sopir melawan
arus lalu lintas, tapi bersyukur kami semua selamat sampai tujuan. Udara masih
cukup panan, sebagian dari kami melanjutkan acara jalan-jalan ke pantai Ancol
tapi saya memutuskan untuk pulang dengan membawa pengalaman baru nan seru.
Kapan-kapan semoga kami dapat kesempatan berkunjung lagi ke Museum Maritim
Indonesia. Sampai jumpa!
Tulisan ini tayang
berkat kerja sama TeamsWarta Bengkel Cargo Lift News
Posting Komentar untuk "Wisata Edukasi di Museum Maritim Indonesia"